Wednesday, March 20, 2013

RUKO BERHANTU: KENAPA TIAP KALI AKU DAPET KANTOR SELALU YANG BERHANTU???

 

RUKO BERHANTU 

Halo para readers. Jarang2 kan aku berbagi “cerho” (perlu ditekankan bahwa cerho adalah singkatan cerita horor, bukan cerita maho). Kali ini aku akan membeberkan cerita2 mistis (yang sebenarnya dialami ama temen2ku sih) tentang kantorku. Dua kali aku punya pengalaman kerja sejak lulus kuliah dan dua kali itu juga aku selalu dapet kantor yang (gosipnya) berhantu. Bikin males juga sih, apa jangan2 semua kantor emang punya cerita hantu sendiri2 ya. Biar lebih meresap, cerita ini baiknya dibaca pas malam hari, terus lampunya dimatiin, sambil denger lagunya Astrid. Ayo silakan disimak. ....

Tuesday, March 19, 2013

GAME PANDEMIC 2: WIPE OUT HUMANITY NEVER BEEN THIS FUN…!

 
image
Hallo para readers. Kali ini aku akan menunjukkan game yang permainannya cukup unik, yaitu menyebarkan wabah penyakit untuk memusnahkan seluruh umat manusia. Sebenarnya sih salah satu muridku di bimbel yang mengajariku game ini. Bisa dibilang game ini adalah game strategi. Kita bebas menentukan wabah penyakit apa yang ingin kita sebarkan. Lalu dengan mengatur berbagai sifat pada penyebab wabah itu (bisa virus, bakteri, atau parasit) kita harus menyebarkannya seefisien mungkin. Game ini baru dikatakan berhasil apabila seluruh umat manusia musnah akibat wabah yang kita lancarkan. Kedengarannya sih kejam ya, tapi ternyata asik banget lho, ampe ketagihan.

Sunday, March 17, 2013

10 GEREJA TERINDAH DI ASIA

 

MALAYSIA

Dalam postingan kali ini, sebagai pecinta gereja aku akan menghadirkan 10 gereja terindah di Asia. Semua orang tahu agama Kristen bukanlah agama dominan di Asia. Namun di berbagai penjuru Asia rupanya terdapat berbagai gereja yang tak kalah indah dengan yang ada di Barat. Penasaran? Silakan simak postinganku kali ini.

SEPERCIK KEDAMAIAN DI GEREJA THERESIA, MENTENG JAKARTA

 

Photo-0036

Biasanya tiap Minggu pagi aku senantiasa setia mengikuti misa di Gereja Katedral. Namun kali ini aku memutuskan ingin mencari sesuatu yang beda. Di sini aku akan menceritakan pengalamanku ikut misa di Gereja Santa Theresia Menteng. Gereja ini cukup bersejarah sebab dibangun pada tahun 1930-an. Pertama kali aku tertarik dengan gereja gara2 rekan sesama blogger yang juga umat gereja ini. Aku sejak dulu memang punya target untuk mengunjungi gereja2 terindah di Indonesia sambil backpacker-an. Gereja2 bersejarah yang ada di Semarang, Surabaya, Malang, hingga Kediri sudah pernah kujelajahi. Mumpung aku di Jakarta, aku juga pengen meresapi keindahan gereja2 bersejarah di Jakarta dan sekitarnya.

KEINDAHAN TAMAN-TAMAN JAKARTA: TAMAN SITULEMBANG

 

Photo-0679

Setelah menyibak keindahan (cailah, puitis banget) dan keasrian Taman Menteng dan Taman Suropati, akupun melanjutkan ke tujuan terakhirku, yaitu Taman Situ Lembang. Nah, situ kan artinya kolam atau danau, jadi di sini aku mengharapkan menemui sebuah danau kecil yang terpolusi seperti sumber2 air lain di Jakarta dan kemungkinan besar banyak eceng gondoknya. Namun begitu melihat dengan mata kepala sendiri, aku langsung “WOW, dibandingin Taman Menteng dan Suropati YA BAGUSAN SITU LEMBANG LAH KEMANA-MANA!”

KEINDAHAN TAMAN-TAMAN JAKARTA: TAMAN SUROPATI

 

Photo-0638

Setelah jalan2 di Taman Menteng, akupun melanjutkan perjalanan ke taman Suropati. Dari jalan Moh Yamin aku berjalan lurus lalu belok kanan begitu bertemu Jalan Teuku Umar. Nah, di sisi kiri jalan, kita akan menemukan gang bertuliskan Jalan Padalarang. Jika kita mengikuti jalan itu, sebenarnya kita akan tiba di Taman Situlembang. Sayang aku kelupaan dan baru ingat pas sudah telanjur setengah perjalanan ke Taman Suropati yang ada di ujung jalan Teuku Umar. Padahal sebenarnya lebih asik kalo ke Taman Situlembang dulu, bisa sekalian jalan pulang.

KEINDAHAN TAMAN-TAMAN JAKARTA: TAMAN MENTENG

 

Photo-0608

Akhir-akhir ini aku lagi hobi bikin postingan berseri alias bersambung biar bikin para pembaca penasaran hehehe. Libur Nyepi kemaren, aku sempet kelabakan nyari tempat buat jalan2. Soalnya aku nggak tahu kalo bulan ini ada tanggal merah (hehehe maklum pekerja keras, ampe lupa waktu dan tanggal). Alhasil paginya aku langsung browsing di internet tempat buat jalan2 di Jakarta yang gampang dicapai tapi asik buat refreshing. Temen sekantor sih nyarain ke Ancol aja, tapi ah males. Liburan pasti rame, apalagi pantainya jelek gitu. Akhirnya aku mencoba untuk jalan2 ke taman2 yang ada di Jakarta. Eh, ternyata dalam sehari aku bisa mengunjungi 3 taman yang letaknya berdekatan, yaitu Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situlembang. Asik-asik lagi tempatnya. Penasaran? Ikuti aja cerita jalan2ku kali ini menikmati taman2 yang ada di Jakarta.

10 (LAGI!!!) VIDEO KLIP KOREA YANG MENGURAS AIR MATA: PART 2

 

Ilustrasi:
Saat sedang menjemput pacarnya, seorang cowok (yang saat itu sedang membawa senampan happy meal) tiba-tiba melihat ceweknya sedang menangis tersedu-sedu.

“Oppa…oppa…” jerit gadis itu.

(si cowok langsung menjatuhkan happy mealnya ke tanah).

“YeoDongsaeng…apa…apa yang telah terjadi???” katanya panik sambil mengguncang2kan bahu ceweknya. “Kenapa kamu nangis? Apa kamu abis kecopetan, mengalami abuse, atau bahkan….”

Sang cowok membayangkan worst case scenario….

“Apa…apa seseorang telah merenggut kehormatanmu???”

Ekspresi readers: “APAAAAA???”

“Oppa…aku…aku….”

“AKU HABIS LIAT VIDEO2 KLIP GALAU KOREA DI BLOG MENGAKU BACKPACKER…HUAAAA SEDIH BANGET!!!!”

Si cowok mengelus-ngelus dada sambil berpikir, “Sabar….sabar….setelah seluruh harta warisan bokapnya jatuh ke tangan gw, bakal gw cerai-in nih perempuan, terus balik ama mantan gw Budi….”

Buseeeeeeeet sinetron banget hahaha. Itulah K-Poppers, gambaran yang bakal terjadi kalo kalian baca postinganku kali ini. Postingan ini lanjutan postingan terdahulu tentang 10 (lagi!!!) MV Korea yang paling galau part 1. Dijamin MV-MV ini pasti akan menguras air ledeng...eh salah, menguras air mata kalian hahaha. Ini dia 10 MV Korea paling galau nomor 6-10 (ada bonusnya juga lho...). Jangan lupa ada link youtube di tiap judulnya yang bisa kalian klik kalo mau liat videonya langsung. Silakan disimak.

10 (LAGI!!!) VIDEO KLIP KOREA YANG MENGURAS AIR MATA: PART 1

 
Ilustrasi:

Pada suatu hari, seorang cewek ababil (ABG labil) duduk bersebelahan dengan seorang ibu-ibu di bus. Tiba-tiba saja sang cewek yang saat itu memegang hape menangis tersedu-sedu. Air matanya terus mengalir hingga membuat sang ibu kebingungan.

“KENAPA DIK? KENAPA DIK?” kata sang ibu sambil mengguncang2kan bahu si cewek ababil. “Dapet berita duka ya dari telepon? Yang sabar ya dik...” ucap sang ibu sambil ikut menitikkan air mata karena turut sedih.

“Bu...bukan Buk...” jawab si cewek, “Sa...saya lagi ...”

“LIAT VIDEO KLIP GALAU KOREA....SEDIH BANGET CERITANYA, HUAAAAAA....!!!”

Sang ibu langsung ambruk kejang2 di bawah.

Hahaha...ibu-nya juga sih yang ateng. Itu cuma ilustrasi aja guys untuk menggambarkan kesenduan video2 klip Korea yang bakal admin share buat kalian di postingan kali ini. Di kesempatan yang lalu admin menulis tentang “KEGALAUAN KOREA: 10 VIDEO KLIP KOREA YANG MENGURAS AIR MATA”. Nah, ternyata dalam perkembangannya lebih lanjut (cailah...) admin menemukan kalo yang namanya video galau Korea tuh nggak ada habisnya. Kali ini admin akan memberikan tambahan 10 video klip galau Korea lagi yang tak kalah sedih dengan video2 klip lainnya di postinganku terdahulu. Karena lumayan panjang, postingan ini kubagi jadi 2 bagian, yaitu Part 1 dan Part 2 (dah kayak MV Korea beneran aja). Tak lupa ada link youtube di judulnya kalau kalian mau membuktikan sendiri kegalauan videonya (soalnya kalo kupajang videonya di sini takutnya loadingnya jadi lemot). Jadi, siapkan tisu dan siap2 aja nangis, K-Poppers….

AYO CARI TAHU NAMA KOREA-MU!!!

 
Udah lama aku tidak membuat postingan berlabel tips. Nah, kali ini aku akan menulis tentang tips mencari tahu nama Korea kalian di internet. Keinginanku untuk membuat nama Korea pertama tercetus saat aku tak sengaja masuk ke sebuah website yang bisa mencarikan nama Jepang kalian (sayang aku lupa alamat websitenya). Aku mengetikkan namaku dan voila, muncul nama yang lumayan unik: “Ai Arihyosi”. Aku berpikir, “Wah lumayan keren nih. Kenapa nggak cari nama Korea-ku sekalian?

MENGINTIP GEREJA SANTO ANDREAS, KEDOYA JAKARTA

 

Photo-0545

Kali ini aku akan memperkenalkan kalian pada Gereja Santo Andreas di wilayah Kedoya, Jakarta Barat. Gereja terdekat dengan tempat kerja sekaligus messku sebenarnya adalah Gereja St. Andreas ini. Namun karena sama aja naek kendaraan umumnya (jauh kalo jalan), akhirnya aku lebih sering mengikuti misa di Katedral Jakarta. Waktu pertama kali ikut misa di gereja ini sebenarnya aku sudah sempat berencana membuat postingan tentang gereja ini, bahkan sudah mengambil beberapa foto. Sayangnya, foto-foto itu hilang bersama hapeku pas aku kecopetan di busway. Jadinya setelah cukup lama, baru kali ini aku sempat membuat postingan tentang gereja ini. Silakan disimak ya.

Tuesday, March 12, 2013

10 URBAN LEGEND PALING NGACO

 

image 

Tau kan apa itu urban legend? “Urban” tuh berarti kota dan “legend” artinya legenda. Jadi urban legend tuh berarti cerita serem. Hahaha kok nggak nyambung sih? Biarin, tapi yang namanya urban legend ini emang topik yang nggak ada basinya buat dibahas.

Urban legend ini semacam mitos yang lucunya ada juga yang percaya. Semisal di Jepang ada kisah horor Hanako dan wanita bermulut sobek. Terus di Indo ada kutilanak ama si Manis jembatan Ancol. Beberapa urban legend sih bener-bener serem kayak postinganku tentang 15 urban legend paling menakutkan. Namun ada juga yang kalo dipikir2 konyol. Semisal di sekolahku dulu pernah ada urban legend tentang seorang guru yang katanya bisa membaca pikiran kita kalo kaki kita nyentuh tanah. Jadinya pas ulangan mata pelajarannya guru itu, temen-temenku pada nggak berani nyontek. Kalaupun nyontek kakinya sebisa mungkin nggak nyentuh tanah hahaha (konyol banget, gw juga anehnya ikut2an percaya ama urban legend itu).

Nah, kali ini akan kuberikan 10 urban legend paling konyol dan kocak, yang tentu saja versi ngawur ala mengaku backpacker. Silakan dinikmati dan jangan dianggap serius ya.

TES PSIKOPAT: ARE YOU A PSYCHO???

 

Nah, para readers...di Bulan Februari ini (aku nulisnya sih Bulan Februari, nggak tau postingnya kapan, soalnya biasanya nunggu tanggal muda buat isi pulsa internetan dulu) aku lagi pengen berbagi cerita2 serem. Masudnya sih buat mengganggu hari Valentine kalian (maklum, jomblo sirik hehehe). Kemaren sih aku sempat menulis tentang 15 urban legend paling menakutkan dari seluruh dunia. Nah, kali ini aku akan menghadirkan tes psikopat berupa 4 pertanyaan yang dapat dipakai untuk menguji apakah kalian psikopat atau bukan. Penasaran? Silakan disimak.

Namun perlu kuperingatkan ya, jawaban dari tes2 ini mungkin agak terlalu disturbing dan membuat kalian ketakutan setengah mati. Jadi pertimbangkan baik-baik apakah kalian mau membaca postingan ini atau nggak (saranku sih kalo kalian takut nggak usah dibaca aja). Pokoknya admin nggak mau bertanggung jawab lho ....

URBAN LEGEND #15: 10 DAYS DREAM

 
Sebelumnya, aku peringatkan dulu bahwa urban legend ini sangatlah disturbing. Buat yang tidak berani membacanya, sebaiknya segera tinggalkan halaman ini.
Jangan sampai kalian menyesal setelah membacanya.
Aku berikan kesempatan untuk meninggalkan halaman ini.
Jika kalian masih nekad, silakan tanggung sendiri akibatnya.


……..


.……..


.……..


.……..


.……..


.……..


URBAN LEGEND #14: UM-MA

 

“UM-MA”

(IBU)

  image

Kisah ini adalah urban legend yang sangat terkenal di Korea (“Um-ma” adalah panggilan anak kepada ibunya di Korea).

Seorang anak memanggil ibunya berkali-kali. Namun sang ibu sama sekali tak merespon panggilan anaknya.

“Um-ma...um-maaaaaaaaaaaaaaaaaa......!!!”

Sang ibu akhirnya menoleh pada anak itu.

“Um-ma....kupanggil ribuan kali kenapa um-ma tidak menjawab?”

Namun ibu itu hanya menyeringai dan menjawab.

“Apa aku mirip dengan ibumu?”

 

THE END

URBAN LEGEND 13: SQUARE

 

“SQUARE”

(SEGI EMPAT)

image 

Alkisah, lima orang pendaki gunung tersesat di tengah pegunungan bersalju (versi lain cerita mengatakan mereka merupakan korban selamat dari suatu kecelakaan pesawat). Karena tidak kuat, salah satu dari kelima pendaki itu akhirnya meninggal. Namun keempat temannya yang lain menolak meninggalkan jenazah teman mereka di tengah gunung dan memutuskan membawanya.

Hingga suatu saat di tengah badai salju, mereka menemukan sebuah pondok kayu.

Mereka bersyukur dan segera berlindung di dalam pondok kayu itu. Pondok itu berbentuk segiempat. Pondok itu tampak sudah tua, namun masih kokoh.

Celakanya, sama sekali tak ada penerangan di dalam pondok itu, sehingga mereka terpaksa menghabiskan malam dalam kondisi gelap gulita.

Mereka meletakkan jenazah teman mereka di tengah ruangan yang berbentuk segi empat itu.

Mereka mulai bercakap-cakap.

“Malam ini kita tidak boleh tidur. Bila kita tidur, bisa-bisa kita tidak bangun lagi.”

“Ya, aku tahu. Tapi bagaimana caranya? Bila kita tidak melakukan sesuatu, kita pasti akan tertidur.”

“Aku tahu, kita lakukan saja suatu permainan.” Usul salah satu teman mereka, masih dalam kondisi gelap gulita. Mereka sama sekali tak bisa melihat satu sama lain, jadi mereka tak tahu dengan siapa mereka berbicara dan siapa yang mengusulkan permainan itu.

“Permainan apa?”

“Begini, ruangan ini kan berbentuk kotak. Bagaimana jika masing-masing dari kita berempat berdiri di tiap pojok ruangan. Nah, saat permainan dimulai, salah satu dari kita berlari ke pojok ruangan terdekat dan menepuk punggung temannya yang ada di situ. Lalu ia yang ditepuk punggungnya harus berlari lagi untuk menepuk punggung temannya yang ada di pojok terdekat dengannya. Begitu terus hingga kembali ke orang pertama dan diteruskan sampai fajar tiba.”

“Itu ide bagus,” semua orang tampaknya setuju, “Dengan begitu kita akan bergerak semalaman dan tubuh kita akan terasa hangat.”

Akhirnya mereka melakukan permainan itu. Masing-masing dari mereka, sebut saja A, B, C, dan D berdiri di pojok ruangan. A mulai berlari ke B dan menepuk pundak B. B kemudian langsung berlari dan menepuk pundak C. C lalu berlari menepuk pundak D. Dan begitu seterusnya, mereka melakukan permainan itu hingga pagi.

Saat pagi tiba, mereka mulai merasa lega. Cahaya mulai menerangi seluruh ruangan sehingga mereka bisa melihat seisi ruangan. Salah satu teman mereka rupanya mengenali tempat ini dan tahu jalan keluar dari tempat itu.

Namun saat mereka menyadari bentuk ruangan yang mereka tempati sejak semalam, mereka mulai sadar ada yang tidak benar.

Lalu mereka mulai ketakutan.

Permainan itu ternyata tak sesimpel yang mereka duga.

clip_image002

Permainan dimulai ketika A berlari dan menepuk pundak B. B kemudian berlari menepuk pundak C. Lalu C berlari menepuk pundak D. Sampai di sini tak ada masalah. Namun ketika D berlari ke A, semestinya tak ada orang di sana, sebab A sudah berada di B. Benar bukan? Sehingga D harus berlari 2 kali agar dapat menepuk pundak A.

Namun saat mereka bermain, tak ada seorang pesertapun yang harus berlari dua kali.

Saat tiba di A, D menepuk pundak seseorang yang kemudian berlari menepuk pundak A yang sedang berada di B.

Merekapun sadar, permainan ini walaupun dilakukan di ruangan berbentuk segi empat, tak bisa dilakukan oleh empat orang.

Permainan ini harus dilakukan oleh lima orang.

Namun mereka hanya ada berempat saat mereka melakukan permainan itu.

Lalu mereka menatap jenazah teman mereka yang terbujur kaku di tengah ruangan.

Ya, mereka tak hanya berempat di dalam ruangan.

Mereka berlima.

 

THE END

URBAN LEGEND 12: TEKE TEKE

 

“TEKE TEKE”

  teke2   

Kisah ini terjadi di Jepang. Alkisah di tengah salju yang tengah turun, dua orang masinis menjalankan sebuah lokomotif ke stasiun kereta terdekat. Saat mereka tiba di bawah suatu jembatan di daerah yang cukup terpencil, tiba-tiba saja ...

“Braaak ...”

“Kreeek...”

Dua masinis itu melihat sesosok bayangan jatuh tepat di depan mereka. Kedua masinis ini cukup berpengalaman untuk merasakan bahwa kereta yang mereka kendalikan telah menggilas sesuatu.

Sang masinis berusaha keras menghentikan keretanya dan lokomotif itu berhenti kira-kira beberapa ratus meter dari tempat kejadian.

Salah satu masinis memutuskan turun untuk memastikan apa yang telah terjadi. Ia berjalan susah payah di atas gumpalan salju dan tepat di bawah jembatan yang tadi mereka lewati, ia menemukan sesuatu yang mengerikan.

Terdapat tubuh seorang wanita di tengah rel.

Tubuhnya terpotong menjadi dua karena terlindas kereta.

Satu bagian adalah bagian atas tubuh wanita itu, mulai dari hingga ke pinggang. Bagian satunya adalah bagian pinggang hingga kaki wanita itu.

Ia tak bisa melihat wajah wanita itu karena wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjangnya. Darah wanita itu membasahi salju yang berada di bawahnya.

Warna merah itu mengingatkan masinis itu akan es serut dengan sirup merah yang biasa ia makan saat kecil.

Sang masinis buru-buru menghapus pikiran mengerikan itu dan segera kembali pada temannya.

“Ada apa?” tanya sang masinis satunya saat melihat temannya kembali.

“Ada...ada wanita tertabrak. Kondisinya sangat mengerikan. Kemungkinan ia melompat dari atas jembatan. Aku akan memanggil bantuan ke pos polisi terdekat. Kau tetap di sini ya?”

Pada zaman itu, komunikasi belumlah secanggih sekarang. Apalagi saat itu cuaca sedang buruk.

Sang masinis tadi akhirnya meninggalkan temannya untuk mencari bantuan.

Sang masinis satunya dengan sabar menunggu di dalam lokomotif. Ia tahu tak ada jadwal kereta melewati daerah itu, jadi ia tenang saja meletakkan lokomotifnya di situ. Selain itu, lokasi ini amat terpencil. Bahkan tak ada satupun rumah di sana.

Hujan salju telah berhenti, meninggalkan tumpukan salju yang tebal di luar. Hanya ada lampu-lampu jalan dari tiang listrik yang menemani lokomotif itu di tengah kegelapan malam.

Beberapa saat berlalu dan sang masinis mulai mendengar suara di luar lokomotif.

“Sreeeek...sreeeek...”

Terdengar seperti suara sesuatu tengah diseret.

“Soichi?’ masinis itu memanggil nama temannya tadi. Namun mana mungkin ia kembali secepat itu.

Masinis itu mendekat pintu.

“Halo, ada orang di situ?”

Tiba-tiba pintu lokomotif terbuka,

“Braaaaaak!!!”

Diikuti jeritan masinis itu di tengah kegelapan malam.

***

Beberapa jam kemudian barulah sang masinis kembali bersama sejumlah polisi. Mereka harus melewati jalanan yang penuh dengan tumpukan salju sehingga perlu waktu lama untuk kembali.

Namun begitu sampai di TKP, masinis itu ngeri melihat hanya satu bagian tubuh saja yang terlihat di situ.

Hanya ada bagian bawah wanita itu, sementara bagian atasnya lenyap.

Masih ada ceceran darah di situ dan bekas seretan.

Apa ada yang memindahkan tubuh wanita itu, pikir sang masinis. Namun mana mungkin? Apa tujuannya?

Sang masinis dan para polisi pun menuju lokomotif yang ia tinggalkan tadi.

“Sato!” panggil sang masinis.

Ia heran melihat pintu lokomotif terbuka.

Ia masuk dan tak melihat siapapun di dalam lokomotif, hanya ada tumpukan salju yang masuk melalui pintu yang terbuka.

Masinis itu sangat sangat heran. Temannya adalah orang yang sangat bertanggung jawab. Mana mungkin ia meninggalkan lokomotif ini begitu saja saat ia diminta menjaganya?

Soichi dan polisi lainnya mencari-cari sang masinis satunya. Namun sepertinya ia seperti lenyap ditelan malam.

Tak ada jejak di tanah. Semua jejak sudah tertimbun oleh salju yang kembali turun.

Beberapa jam mereka mencari namun tak ada hasil.

Saat sang masinis mulai putus asa, ia mendongak ke atas.

Napasnya seakan terhenti.

Dengan ketakutan ia menunjuk ke atas. Para polisi pun ikut memandang ke atas.

Mereka semua ketakutan melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka. Bahkan pengalaman para polisi itu selama puluhan tahun menangani kasus kejahatan seperti tak ada apa-apanya. Mereka belum pernah melihat sesuatu semengerikan ini.

Di atas tiang listrik, tubuh sang masinis sudah kaku karena membeku.

Wajahnya tampak ketakutan setengah mati. Entah apa yang telah membunuhnya, suhu yang di bawah nol ataukah rasa takutnya.

Sementara di pinggang sang masinis melingkar bagian tubuh wanita yang tertabrak itu.

Bagian pinggang ke atas, memeluk erat sang masinis yang telah tewas.

 

THE END

*Jika anda penasaran mengapa cerita ini diberi judul “Teke Teke” coba ketikkan nama itu di google image search …”

URBAN LEGEND 11: THE VAULT ROOM

 

“THE VAULT ROOM”

(RUANG BAWAH TANAH)

vault-door 

Seorang pemuda menerima pekerjaan sebagai pengurus makam. Ini sebenarnya bukan jenis pekerjaan yang ia inginkan. Namun apa boleh buat, ia sangat membutuhkan uang dan hanya pekerjaan ini yang berhasil ia dapatkan dalam waktu singkat.

Pemuda itu sangat takut pada mayat, namun untunglah pekerjaannya hanyalah pekerjaan-pekerjaan ringan. Tugasnya hanyalah menyapu, memotong rumput, dan membersihkan makam. Sedangkan tugas-tugas yang berhubungan dengan mayat seperti menyiapkan jenazah dan prosesi pemakaman adalah tugas para pengurus makam yang lebih senior.

Namun ada satu hal yang dibenci oleh pemuda itu. Ia memang tak perlu melihat mayat secara langsung saat bekerja. Namun ada kalanya ia bekerja di ruangan bawah tanah tempat pet-peti mati berisi jenazah disimpan. Di negara Barat, orang-orang kaya biasanya membuat sebuah ruangan bawah tanah dimana peti-peti mati mereka dan keluarga mereka diletakkan, bukan dikubur seperti orang biasa.

Pemuda itu sangat membenci ruang bawah tanah, sebab uangan itu gelap, berdebu, dan penuh mayat.

Suatu hari, pemuda itu ditugasi untuk membersihkan sebuah ruang bawah tanah. Dengan berat hati ia melakukan tugasnya itu.

Saat ia sedang membersihkan papan-papan nama yang ada di ruangan itu, angin kencang bertiup dan menutup pintu kamar bawah tanah itu. Pemuda itu langsung panik dan berusaha membukanya, namun percuma.

Ia terkunci di ruangan penuh mayat itu.

Pemuda itu mencoba berteriak, namun tak ada yang mendengar teriakannya. Pemuda itu lalu mencoba menenangkan dirinya dan melihat sebuah jendela di atas ruangan.

Cahaya matahari menembus jendela itu dengan enggan. Berarti ia bisa merangkak keluar lewat jendela itu. Masalahnya, jendela itu letaknya sangat tinggi. Ia tak mungkin dapat mencapainya.

Ia melihat ke sekeliling ruangan.

Yang ada di situ hanyalah peti-peti mati.

Pemuda itu mendapatkan akal.

Bila ia menumpuk peti-peti itu, ia dapat membuat semacam tangga yang dapat digunakannya untuk mencapai jendela itu. Ia lalu mencoba mengalahkan ketakutannya dan mulai memindahkan peti-peti mati itu.

Di luar dugaannya, peti-peti itu ternyata ringan. Mungkin karena mayat di dalamnya sudah lama membusuk dan meninggalkan tulang belulang saja.

Ia berhasil menumpuk beberapa peti mati dan mulai naik.

“Ouch!” teriak pemuda itu lirih. Ia merasakan sakit di tumitnya. Ia menduga kayu dari peti mati itu yang menggoresnya.

“Ouch!” rasa perih itu kembali lagi. Namun ia terus melanjutkan mendaki peti-peti mati itu, meskipun nyeri itu terus terasa.

Akhirnya ia berhasil mencapai jendela itu dan merangkak keluar.

Pemuda itu berjalan kepincangan dan akhirnya bertemu dengan penjaga makam yang merupakan bosnya.

“Apa yang terjadi padamu?” tanya bosnya keheranan.

Pemuda itupun menceritakan segalanya.

“Lalu kenapa kau berjalan terpincang seperti itu?”

“Tadi kaki saya tergores kayu dari peti mati.”

“Mana, coba aku periksa.”

Pemuda itu duduk di atas sebuah batu nisan dan bosnya kemudian memeriksa tumit pemuda itu.

Penjaga makam itu lalu menatap pemuda itu dengan wajah pucat.

“Tapi ini bukan luka goresan kayu, Nak.”

“Lalu apa?”

“Ini bekas gigitan manusia ...”

 

THE END

URBAN LEGEND 10: PIZZA

 

“PIZZA”

door 

Seorang pria mengalami kecelakaan mobil. Kakinya patah dan ia harus beristirahat beberapa hari di dalam rumah hingga kondisinya pulih. Pria itu tinggal di apartemen bersama istrinya. Sayangnya istrinya harus bekerja sehingga tak bisa merawat pria itu. Beberapa hari pertama, pria itu merasa senang karena bisa tinggal di rumah seharian. Namun lama-kelamaan ia merasa bosan.

Suatu hari saat menyalakan televisi, ia mendengar suara anak-anak berlari di lantai atasnya. Ia berpikir ini aneh, sebab jam segini harusnya anak-anak belum pulang dari sekolah. Esoknya, ia juga mendengar suara anak bermain dari lantai atas.

Si pria merasa lapar dan memesan dua kotak pizza melalui layanan pesan antar. Ia merasa sudah kenyang setelah memakan sekotak pizza dan merasa tak sanggup menghabiskan satu kotak pizza lagi. Jika ia menunggu istrinya pulang, mungkin pizza itu rasanya sudah tak enak lagi.

Akhirnya ia memutuskan untuk berbuat baik dengan memberikan pizza itu pada keluarga yang tinggal di atasnya. Bukannya ada anak-anak tinggal di bawahnya? Mereka pasti senang dengan pizza gratis.

Dengan kepayahan iapun keluar dari kamar dan naik dengan lift.

“Ouch...ouch...” sesekali ia mengerang karena kakinya belum sembuh benar ketika berjalan menuju kamar di lantai atasnya itu.

“Ting tong.” ia menekan bel, namun tidak terdengar jawaban.

Ia kembali menekan bel dan terdengar suara dari dalam pintu.

“Siapa?” terdengar suara wanita dari balik pintu.

“Saya tetangga yang tinggal satu lantai di bawah anda.”

Pintu dibuka, namun hanya sedikit. Dari sela pintu, terlihat wajah seorang wanita separuh baya. Namun kamar itu sangat gelap sehingga yang bisa ia lihat hanya kepala wanita itu.

“Ada apa?”

“Anda mau pizza? Saya tadi memesannya namun tidak habis. Mungkin anda mau?”

“Tidak, terima kasih.” Jawab wanita itu tanpa ekspresi.

“Ehm, mungkin anak-anak anda mau?”

Tiba-tiba terlihat kepala seorang anak laki-laki dan anak perempuan di bawahnya. Mereka pasti anak-anak yang kerap ia dengar suaranya saat bermain.

Ketiga wajah itu menatapnya, berbaris membentuk satu lajur dari atas ke bawah.

“Baiklah, kami mau.”

Wanita itu menerima pizza itu dan pintu itupun dibanting, tertutup.

Pria itu berbalik, namun entah kenapa ia merasa ada yang aneh.

Seluruh bulu kuduknya terasa mengigil.

Wajah ketiga orang itu terpatri dalam ingatannya.

Ia mengambil langkah cepat, tanpa peduli rasa sakit di kakinya, untuk segera menuju lift.

Ketiga wajah mereka membentuk garis, pikirnya.

Ia menekan tombol lift dan menunggunya untuk datang.

Membentuk garis vertikal, dari atas ke bawah. Satu wajah di atas wajah yang lain.

Ia menekan tombol lift kembali, namun lift itu tak kunjung datang.

Ada yang aneh dengan wajah mereka.

Lift itu terlalu lama. Pria itu memutuskan menggunakan tangga.

Wajah tampak berbaris, satu di atas yang lain ... itu mustahil!

Ia melupakan rasa sakit di kakinya ketika ia menapaki tangga dengan langkah panik.

Pria itu mulai menyadari apa yang salah dengan keluarga itu.

Hanya ada kepala, tanpa badan ....

Sesampainya di kamar, ia langsung menelepon polisi.

Polisi datang beberapa saat kemudian, walaupun laporan pria itu tampak gila. Mereka memeriksa kamar di bawah kamar pria itu dan menemukan sesuatu yang mengerikan.

Tubuh wanita dan kedua anaknya itu ditemukan di bak kamar mandi.

Kepala mereka terpenggal.

Mereka juga menemukan suami wanita itu bersembunyi di dalam lemari pakaian. Ia mengatakan bahwa ia sudah memenggal kepala istri dan anak-anaknya dengan gergaji. Namun ia bersumpah istri dan kedua anak-anaknya masih hidup.

Polisi berkesimpulan pria itu menjadi gila dan membunuh keluarganya.

Namun polisi menemukan ada sesuatu yang aneh di kamar itu.

Di meja dapur tergeletak sebuah kotak pizza.

Ketika dibuka, isinya sudah tidak utuh lagi.

Ada bekas gigitan-gigitan kecil di pizza itu, seolah-olah ada anak-anak kecil yang memakannya.

 

THE END

URBAN LEGEND 9: RED ROBE

 

“RED ROBE”

(JUBAH MERAH)

image 

Seorang wanita Jepang sedang berlibur di Amerika dan memutuskan menginap di sebuah hotel murah untuk menghemat uangnya.

Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.

Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.

Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.

Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.

Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar kamarnya.

Iapun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali terdengar ketukan di pintu kamarnya.

Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya warnanya merah.

“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?”

Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak habis menangis.

“Saya terkunci di luar kamar. Anda bisa membantu saya?”

Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke resepsionis. Kasihan, pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.

Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan gadis itu.

“Siapa namamu?”

Gadis itu tak menjawab.

Mungkin gadis ini sudah diajari oleh orang tuanya untuk tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.

Ia bertanya lagi.

“Dimana orang tuamu?”

“Tidak tahu.”

“Apa kamarmu di lantai ini juga?”

Gadis itu mengangguk.

Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.

“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar kamarnya.”

Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”

“Gadis berjubah merah ini ...”

Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di sana.

“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6, sama seperti saya.”

“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, “Namun hanya anda tamu yang menginap di lantai 6.”

“Tapi tadi ada gadis yang memakain jubah mandi bertudung warna merah ...”

Resepsionis itu menghela napas, “Anda sudah bertemu ‘dia’ rupanya.”

“Dia siapa?”

“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat. Dahulu ada sepasang suami istri menginap di lantai 6 bersama anak perempuannya. Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. Namun mereka berdua bertengkar dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu, anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena darahnya. Tapi pria itu tetap tak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”

Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.

Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah di punggungnya.

“Lihat, di sini ia menembakku.”

 

THE END

URBAN LEGEND 8: WRISTBAND

 

“WRISTBAND”

(GELANG)

  tumblr_lf924ftdi41qf7xzz

Di Korea, terdapat peraturan yang berlaku di semua rumah sakit. Ketika pasien masih hidup, gelang berwarna putih diikatkan di lengan kanan mereka. Gela ngitu berisi nama pasien serta informasi lainnya. Namun ketika pasien meninggal, gelang itu dilepas dan digantikan dengan sebuah gelang merah yang diikatkan di lengan kiri sebelum jenazahnya dibawa ke kamar mayat.

Kisah ini terjadi pada seorang dokter yang sedang shift malam di sebuah rumah sakit.

Ia akhirnya menyelesaikan shift malamnya pukul 2 dini hari dan merasa sangat lelah. Rumah sakit tampak sangat sepi sebab pada jam 2 dini hari, tentu semua pasien sedang terlelap dan sebagian besar perawat juga telah pulang.

Ia menyalakan lift dari lantai lima untuk turun ke basement, dimana mobilnya diparkir. Di dalam lift hanya tampak seorang wanita tua.

Ia berdiri di samping wanita tua itu, yang tampaknya juga ingin turun di basement.

Begitu lift mereka sampai di basement, pintu lift terbuka dan tampak seorang pria berpakaian putih.

Wanita yang tadi bersamanya hendak keluar dari lift.

Dokter itu melihat sesuatu di tangan pria itu. Segera ia menarik wanita yang tadi bersamanya kembali ke dalam lift. Dengan panik ia menekan tombol ke lantai lima dan pintu lift pun tertutup.

“Hei, ada apa denganmu?” wanita itu tampak marah karena dokter itu menariknya masuk kembali.

“Anda beruntung saya tadi tidak membiarkan anda keluar.” Ujar dokter itu. “Anda tidak melihat, di tangan kiri pria tadi ada gelang merah? Berarti dia sudah meninggal!”

“Gelang merah?” tanya wanita itu sambil menunjukkan tangan kirinya.

“Maksudmu seperti ini?”

 

THE END

URBAN LEGEND 7: LICK

 

“LICK”

(MENJILAT)

image003

Suatu hari seorang gadis remaja ditinggal oleh orang tuanya yang akan menginap di tempat saudara mereka. Sang gadis meyakinkan orang tuanya untuk berhenti khawatir kepadanya. Ia akan mengunci semua jendela dan pintu. Lagipula, gadis itu sendiri, ada anjing setianya yang menemaninya di kamarnya.

Malam itu, sang gadis hendak tidur. Ia mengunci semua pintu dan jendela. Namun ada sebuah jendela yang tak bisa ia kunci. Akhirnya ia hanya menutupnya begitu saja.

Gadis itupun naik ke atas ranjang dan di bawah ranjang, anjing setianya meringkuk.

Ia mengulurkan tangannya ke bawah dan anjingnya menjilati jari-jarinya, seperti yang biasa dilakukannya. Entah mengapa ia merasa aman jika anjingnya melakukan hal itu. Gadis itu jadi tidak merasa sendirian di kamar.

Gadis itu kemudian tertidur. Namun saat tengah malam, ia mendengar suara “Tip tap tip tap ...”. Seperti suara air menetes di atas wastafel.

Saat ia membuka mata, kamarnya gelap gulita. Iapun menjulurkan tangannya ke bawah dan merasakan jari-jarinya dijilati.

Iapun kembali tidur.

Beberapa jam kemudian, ia kembali terbangun.

Suara “Tip tap tip” itu masih saja terdengar.

Ia menjulurkan tangannya ke bawah.

Jari-jarinya terasa hangat dan basah oleh jilatan.

Sang gadis lalu kembali tidur. Ia tak memikirkan suara itu lagi. Mungkin saja itu suara tetesan air di keran kamar mandinya.

Untuk ketiga kalinya, ia kembali terbangun oleh suara “Tip tap tip tap” itu.

Gadis itu menjulurkan tangannya kembali ke bawah.

Namun kali ini tak ada jilatan.

Gadis itu mengira anjingnya tertidur dan menyalakan lampu.

Namun anjingnya tak tampak di bawah ranjangnya.

“Tip tap tip tap”

Suara itu masih terdengar.

Gadis itupun memutuskan bangun dan memeriksa asal suara “Tip tap tip tap ...” yang ia dengar. Rupanya suara itu berasal dari kamar mandi di sebelah kamarnya.

Iapun membuka pintu dan menyalakan lampu kamar mandi.

Segera ia menjerit.

Di dalam kamar mandi tampak anjingnya tergantung di atas wastafel. Lehernya digorok dan darahnya menetes di atas wastafel, menciptakan suara “Tip tap tip tap.”

Yang lebih mengerikan, di dinding terdapat kata-kata yang ditulis dengan darah anjingnya.

“AKU JUGA BISA MENJILAT.”

 

THE END

URBAN LEGEND 6: PEDESTRIAN CROSSING

 

“PEDESTRIAN CROSSING”

(ZEBRA CROSS)

zebra_aotw 

Suatu sore, sepulang bekerja aku berada di sebuah persimpangan jalan. Sambil menunggu lampu merah, aku berdiri di depan sebuah zebra cross dan mengamati orang-orang yang berada di seberangku. Mereka juga menunggu untuk menyeberang, sama seperti aku.

Namun di antara mereka, ada seorang wanita yang tampak aneh.

Pertama-tama aku pikir ia memakai masker.

Namun bukan itu.

Wajahnya tampak kabur.

Aku mencoba mengamatinya, namun wajahnya tak berubah.

Aku bahkan tak bisa mengenali wajahnya, dimana hidung, mata, maupun telinganya.

Seakan-akan wajahnya rata.

Anehnya, orang-orang di sekitarnya tampak mengacuhkan wanita itu, walaupun penampilannya sangat menakutkan.

Lampu merah menyala.

Mobil-mobil berhenti dan orang-orang mulai menyeberang.

Begitu pula aku, namun aku mencoba untuk menjauhi wanita itu.

Ia berjalan di sebelah kanan zebra cross, sehingga aku sebisa mungkin berjalan di sisi kiri zebra cross. Namun ia justru berpindah ke sisi kiri juga.

Ia berjalan tepat menuju ke arahku.

Wajah wanita itu semakin menakutkan ketika ia mendekat.

Akupun menundukkan kepalaku karena ketakutan.

Di suatu titik, kami berpapasan.

Aku terus berjalan. Namun walaupun aku berusaha menghindarinya, wanita itu justru berbalik dan mengikutiku.

Begitu aku sadar, ia sudah berada di belakangku dan berbisik di telingaku.

“Aku tahu kau bisa melihatku.”

 

THE END

URBAN LEGEND #5: GOZU (COW’S HEAD)

 
“GOZU”
(KEPALA SAPI)
image 
Di hari Minggu yang cerah, sekelompok remaja SMA tengah bergembira. Hari itu mereka melakukan darmawisata yang diadakan sekolah. Mereka semua tengah naik bus ditemani oleh seorang guru mereka.
Perjalanan itu memakan waktu cukup lama sehingga mereka akhirnya bosan di dalam bus. Melihat anak-anak didiknya merasa bosan, sang guru memutuskan menceritakan kisah-kisah seram untuk menghibur murid-muridnya.
Namun satu-persatu kisah yang guru itu ceritakan tak ada yang mengesankan bagi murid-muridnya. Mereka semua sudah tahu semua cerita itu dan bisa menebak akhir ceritanya.
Tanpa mereka sadari, mereka memasuki wilayah hutan dan semakin dalam dikelilingi pepohonan.
“Kalau begitu,” kata si guru, “aku akan menceritakan satu cerita lagi. Apa kalian pernah mendengar tentang cerita “Gozu”?”
Gozu dalam bahasa Jepang berarti “Kepala Sapi”.
Para murid saling menatap satu sama lain.
Cerita apa itu? Mereka belum pernah mendengar sebuah cerita berjudul Gozu sebelumnya.
Karena tak ada yang pernah mendengarnya, para murid pun meminta guru itu menceritakannya, karena berharap cerita yang mereka dengar akan sangat menarik.
“Namun siap-siap ya, cerita ini sangat seram ...” kata sang guru menakut-nakuti.
Murid-muridnya tertawa, lalu sang guru memulai ceritanya.
Para murid tercekat mendengar cerita yang sedang dikisahkan oleh guru mereka.
Beberapa di antara mereka bahkan berteriak-teriak dan menjerit. Beberapa siswi perempuan menutup telinga mereka dan menangis.
“Pak, hentikan!”
Para murid memohon pada guru mereka untuk menghentikan cerita itu karena kisah itu sangat mengerikan.
Namun guru itu terus saja melanjutkan ceritanya tanpa mengindahkan teriakan dan jeritan ketakutan dari para muridnya.
Seakan-akan ia sedang kesurupan.
Beberapa jam kemudian, beberapa polisi menemukan bus itu teronggok di tepi jalan. Ketika polisi naik ke dalam bus, mereka pun terkejut.
Mereka menemukan seluruh murid (bahkan sang sopir bus), tergeletak tak sadarkan diri. Wajah mereka sangat pucat dan mulut mereka mengeluarkan busa.
Sang guru juga ditemukan tergeletak pingsan di lantai bus.
Pihak berwajib membawa mereka semua ke rumah sakit terdekat. Di sana mereka dirawat dan diperbolehkan pulang pada hari itu juga setelah dijemput oleh orang tua mereka.
Polisi pun menanyai sang guru untuk mencari kejelasan peristiwa itu.
“Apa yang terjadi?”
“Saya tidak tahu. Yang saya ingat, saya sedang menceritakan sebuah cerita seram pada murid-murid saya.”
“Cerita apa itu?”
Sang guru hanya menatap wajah polisi yang menanyainya.
“Saya tidak ingat”.
Para murid lainnya juga mengatakan mereka tak ingat isi cerita yang mereka dengar. Yang mereka ingat jelas, cerita itu membuat mereka sangat ketakutan.
Hingga kini, tak seorang pun tahu isi cerita “Gozu”, karena konon jika kamu mendengarnya hingga selesai, maka kamu akan mati ketakutan.
Kita hanya bisa menebak-nebak seseram apa kisah itu.
 
THE END


































URBAN LEGEND #4: WHITE STRING

 
“WHITE STRING”

(BENANG PUTIH)

  white-string

Urban legend ini sangat populer pada tahun 90-an di Jepang. Banyak remaja Jepang yang mempercayai kebenaran cerita ini sehingga tak berani menindik telinganya.

Kisahnya bermula ketika seorang gadis seumuran SMP merengek ada orang tuanya untuk mengizinkannya menindik telinganya. Ia berkata bahwa semua anak perempuan di kelasnya sudah menindik telinganya, hanya ia saja yang belum.

Kedua orang tuanya awalnya tak mengizinkan. Namun karena sang gadis merengek terus-menerus, merekapun akhirnya mengizinkannya. Orang tua gadis itu lalu memberinya sejumlah uang dan menyuruh gadis itu untuk menindik telinganya di toko perhiasan yang terpercaya di sebuah mall dekat rumah mereka.

Namun sang gadis berpikiran lain.

Ia hendak menyimpan uang pemberian orang tuanya dan memutuskan untuk menindik telinganya sendiri. Iapun meminta sahabatnya untuk membantunya menindik telinganya. Mereka menggunakan jarum yang dipanaskan dan kemudian ditusukkan ke kedua cuping telinga gadis itu. Dia merasa sangat kesakitan, namun begitu melihat hasilnya, ia sangat puas. Ia kini bisa memakai anting-anting pilihannya dan tampil penuh gaya seperti gadis-gadis lain di sekolahnya.

Namun keesokan harinya ada yang aneh.

Ia terbangun di pagi hari karena rasa gatal yang teramat sangat di telinganya. Rupanya cuping telinga yang ia tindik terlihat merah dan meradang.

Tak hanya itu.

Tampak seutas benang putih kecil menjulur dari lubang yang ia buat kemarin di cuping telinganya.

Merasa penasaran, ia menarik benang itu.

Benang itu sangat halus dan panjang. Ia menariknya terus-menerus, namun seakan-akan benang itu tak ada habis-habisnya.

Merasa tak sabar, gadis itu mengambil gunting dan memotong benang putih itu.

Tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Ia histeris dan memanggil kedua orang tuanya.

Orang tuanya yang panik segera membawanya ke rumah sakit.

“Mengapa kau bisa jadi begini?” tanya sang dokter yang memeriksanya.

Sang gadis kemudian menceritakan segalanya.

Sang dokter menjawab dengan suara sedih, “Maaf, tapi harus kukatakan bahwa kau akan mengalami hal ini seumur hidupmu.”

“Kenapa?” tanya gadis itu, tercekat.

“Benang putih yang kau potong itu bukan sembarang benang putih.”

“Benang apa itu?” tanya gadis itu, putus asa.

“Itu saraf matamu.”
 
THE END

URBAN LEGEND #3: THE RIBBON

 
“THE RIBBON”
(PITA)
  image
Alkisah, ada seorang wanita yang sangat cantik dan sangat dikagumi oleh para pria yang hidup di daerah sekitar tempat tinggalnya. Namun ada yang aneh dengan gadis itu. Ia selalu saja memakai sebuah pita merah di lehernya. Entah mengapa gadis itu melakukannya, tak ada yang tahu alasannya. Gadis itu juga selalu menolak menceritakan alasan mengapa ia selalu mengikatkan pita merah di sekeliling lehernya.
Hingga suatu hari ia jatuh cinta dengan seorang pria dan pria itu membalas cintanya.
Tentu sang pria sangat senang mendapatkan kekasih yang sangat cantik. Namun ia sangat penasaran mengapa gadis itu selalu memakai pita merah di lehernya.
“Mengapa kau selalu memakai pita merah itu?” tanya sang pria.
Gadis itu enggan menjawab.
“Akan kuceritakan padamu jika kita menikah nanti.”
Beberapa bulan berlalu dan kedua pasangan itu kemudian bertunangan dan akhirnya menikah. Namun setelah menikah pun, gadis itu tetap mengingkari janjinya untuk menceritakan alasan mengapa ia selalu memakai pita merah.
Sang pria tak pernah mendesak istrinya untuk menceritakannya agar istrinya itu tidak marah. Namun ia masih saja sangat penasaran. Apalagi ia memperhatikan bahwa istrinya itu tak pernah sekalipun melepas pita merah, tidak saat ia tidur bahkan saat sedang mandi.
Hingga suatu saat ia melihat sang istri sedang tertidur lelap.
Karena penasaran, sang suami mendekatinya dari sisi ranjang dan perlahan-lahan melonggarkan pita merah yang melilit di leher istrinya itu.
Karena istrinya tampak tak menyadarinya, sang pria pun melepaskan dan menarik pita merah itu dari leher istrinya.
Tiba-tiba ...
“Glundung ...”
Kepala istrinya terlepas dari lehernya dan menggelinding di lantai.
 
THE END


















URBAN LEGEND #2: KEYHOLE

 
“KEYHOLE”

‘”LUBANG KUNCI”

images 

Seorang pria datang ke sebuah hotel. Ketika check in, sang resepsionis memperingatkannya,

“Tolong jangan masuk ke kamar yang tak ada nomornya.”

Pria itu mengangguk dan segera mencari kamarnya yang bernomor 10. Saat itulah, ia melihat sebuah kamar tanpa nomor yang tadi dikatakan sang resepsionis. Karena penasaran, ia mengintip melalui lubang kunci untuk melihat apa isinya.

Ia hanya melihat seorang wanita tua berwajah pucat sedang duduk di tengah ruangan. Aneh sekali, seakan-akan seluruh kulit tubuh wanita itu berwarna putih, tidak seperti kulit manusia kebanyakan.

Tiba-tiba saja wanita itu menoleh dan menatapnya.

Karena ketakutan, iapun segera lari ke kamarnya.

Malamnya ia tak bisa tidur. Ia masih penasaran mengapa resepsionis itu memperingatkannya untuk menjauhi kamar itu. Dan mengapa pula kamar itu tidak diberi nomor?

Saking penasarannya, saat itu juga ia bangkit dari tempat tidurnya, mengendap-ngendap di lorong hotel, dan mengintip kamar itu sekali lagi melalui lubang kunci.

Namun yang ia lihat hanyalah warna merah.

Pria itu berpikir, mungkin wanita itu merasa terganggu karena ia tadi mengintipnya dan memutuskan untuk menutup lubang kunci dengan sesuatu yang berwarna merah.

Pria itupun kembali ke kamarnya untuk tidur.

Keesokan harinya saat akan check out, pria itu menanyakan mengapa kamar yang ia lihat kemarin tidak diberi nomor.


Resepsionis itupun bercerita dengan wajah sedih.

“Dahulu ada sepasang suami istri yang menginap di kamar itu. Suatu hari mereka bertengkar dan sang suami membunuh istrinya itu. Sejak kejadian itu, kami tak berani menyewakan kamar itu, jadi kami mencopot nomornya dan membiarkannya kosong.”

Pria itu pergi dan tertawa. Ia sama sekali tak percaya dengan cerita hantu. Yang ia lihat kemarin jelas-jelas manusia dan bukan hantu.

“Oya,” sang respsionis berkata ketika pria itu hampir sampai di ambang pintu.

“Wanita itu tidak seperti manusia kebanyakan. Ia menderita kelainan genetik sehingga seluruh kulit tubuhnya putih.”

Langkah pria itu terhenti.

Sang resepsionis mengakhiri ceritanya.

“Dan matanya merah.”
 
THE END

URBAN LEGEND #1: 21 AND STILL COUNTING

 
“ 21 AND STILL COUNTING ... ”
(21 DAN MASIH MENGHITUNG ... )

  image
Suatu hari seorang gadis muda tengah menunggu di sebuah stasiun kereta ketika ia mendengar seseorang bergumam di belakangnya. Ia berbalik dan melihat seorang wanita duduk di sebuah bangku. Gadis itu menyadari saat itu hanya ada mereka berdua di stasiun tersebut.

Wanita itu sangat aneh, pikir gadis itu. Wanita itu berumur 40-an dan duduk dengan tidak tenang. Ia menggoyang-goyangkan badannya ke depan dan ke belakang sambil bergumam,
“21...21...21...”.

Gadis itu bisa melihat kalau wanita itu terlihat agak “stress”, bahkan mungkin gila.

Ia berniat untuk mengacuhkan saja wanita itu. Namun wanita itu terus saja bergumam,
“...21...21...21...”

Lama-kelamaan gadis itu menjadi penasaran. Iapun bangkit dari kursinya dan menghampiri wanita itu.
“Ibu, apa yang sedang ibu hitung?”

Wanita itu tak menjawab, bahkan tak menatap gadis itu. Ia hanya terus bergumam,
“....21....21...21....”

Gadis itu melihat di sekitarnya, mencoba mencari tahu apa yang sedang wanita itu hitung. Di saat yang sama, gadis itu heran. Jika ia memang menghitung sesuatu, mengapa angkanya selalu sama.

Kemudian terdengar suara kereta datang.

Tiba-tiba saja wanita itu menerjang gadis muda dan mendorongnya ke arah rel.

“Aaaaaa!!!” teriak gadis itu, namun terlambat. Kereta yang melaju kencang itu terlanjur menyambar tubuhnya.

Warna merah dari darah gadis itu bercipratan hingga ke dinding dan kursi-kursi di stasiun itu.

Wanita itu kembali duduk seolah tak terjadi apa-apa dan mulai bergumam.
“...22....22...22...”
 
THE END

15 URBAN LEGEND PALING MENAKUTKAN

 
Perhatian:
Tolong jangan tatap gambar ini lama-lama…berbahaya….

the dream animated

Tahu kan yang namanya urban legend? Urban legend atau legenda perkotaan adalah cerita (biasanya cerita seram) yang menyebar dari mulut ke mulut di daerah perkotaan. Berbeda dengan legenda biasa yang terjadi di masa lalu, urban legend ini bersetting di zaman modern. Berikut ini adalah 15 kisah urban legend paling menakutkan yang kukumpulkan dari segala penjuru dunia (lewat google tentunya). Kelima belas cerita ini akan kupisahkan ke dalam 15 postingan yang berbeda supaya para readers lebih enak membacanya. Ini dia sinopsisnya, silakan klik judulnya untuk membacanya...jika anda berani.

Seorang gadis melihat seorang wanita menghitung sesuatu di sebuah stasiun. Apa yang dihitungnya ternyata sangatlah mengerikan ....

Seorang pria menginap di sebuah hotel dan sudah diberi peringatan agar tidak mengintip ke kamar tertentu. Ia melanggarnya. Apa yang akan terjadi?

Pacarmu menggunakan pita merah misterius di lehernya yang tak pernah ia lepas. Apakah kamu ingin mengetahui mengapa ia terus memakainya?

Jepang memang kaya akan cerita2 seram. Seperti urban legend yang satu ini, yang membuat para remaja kala itu tak berani menindik telinga mereka. Mengapa?

Cerita ini konon sangatlah seram hingga yang mendengarnya akan mati ketakutan. Cerita apakah itu?

Kau pasti tak ingin mengalami apa yang dialami pemuda Jepang ini saat sedang menyeberang jalan.

Seorang gadis sedang tertidur di dalam kegelapan ditemani anjing kesayangannya. Apa yang ia temukan keesokan harinya akan membuatmu ngeri.

Cerita horor ini terjadi di sebuah rumah sakit di Korea. Cukup untuk membuat bulu kudukmu berdiri.

Seorang wanita menginap di sebuah hotel dan menemukan sejarah mengerikan hotel tersebut. Namun bagian yang paling mengerikan adalah endingnya yang tak terduga.

Seorang pria mengantarkan pizza untuk tetangganya. Ia akan menyesali keputusan itu.

Cerita menakutkan ini terjadi pada seorang pemuda yang terjebak di dalam sebuah ruang bawah tanah penuh jenazah dalam peti mati. Apa yang akan terjadi pada pemuda itu?

Dua masinis yang menjalankan kereta di malam bersalju menemukan sesuatu yang sangat mengerikan.

Empat orang selamat dari sebuah kecelakaan pesawat dan berlindung di sebuah pondok di pegunungan bersalju. Untuk bertahan hidup, mereka melakukan suatu permainan. Mereka tak tahu ada yang ikut bermain bersama mereka.

Urban legend ini sangat singkat, namun akan menghantuimu ...

Please don’t read this! Tolong jangan baca halaman ini sebab ceritanya mengandung kutukan. Admin sama sekali tak bertanggung jawab jika kamu membacanya.

Do you dare to read it all?