Saturday, February 16, 2013

BERKUNJUNG KE RUMAH TUHAN: KATEDRAL JAKARTA

 

Photo-0211

Hai para readers yang selalu setia menunggu update-an postinganku (hohoho geer banget). Tulisan ini dimaksudkan untuk mengisahkan perjalananku ke Katedral Jakarta. Selama hampir sebulan tinggal di Jakarta, sudah dua kali aku beribadah di Katedral. Dream come true buatku, sebab sejak dulu aku pengen banget mengunjungi gereja terkeren di Indonesia ini. Apalagi aku pecinta gaya arsitektur gotik.

Perjalanan kumulai dari halte busway Kedoya yang deket banget ama kostku. Dari situ aku naik busway jurusan Lebak Bulus – Harmoni dan transit di Harmoni. Dari situ naek lagi busway jurusan Pecenongan – Juanda – Pasar Baru. Nah, katedral lumayan deket kok ama Harmoni, cuma berjarak dua halte saja. Setelah turun di halte Juanda (samping Masjid Istiqlal), tinggal nyebrang dan berjalan ke arah kiri aja, soalnya Gereja Katedral dan berhadap-hadapan ama Masjid Istiqlal.

Nah, yang aneh nih di samping Masjid Istiqlal ini ada pintu air yang sudah tua banget umurnya (soalnya dulu kan sebelum dibangun Masjid Istiqlal, tempat ini sebenarnya benteng Belanda yang dikelilingi parit). Parahnya, pintu air ini selalu dipenuhi sampah. Dan parahnya lagi, pintu air ini terletak di ….

Photo-0206

Samping tugu Adipura.

Misa Minggu pagi di sini kalo nggak salah ada 4 kali, jam 6.00, 7.30, 9.00, ama 11.00. Aku sengaja pilih misa jam 9 soalnya nggak kepagian ataupun kesiangan. Yang menarik perhatianku ketika pertama kali masuk (selain kedua menaranya) adalah pintunya yang keren banget. Di tengahnya ada patung Bunda Maria dan tulisan yang artinya “Dan semua keturunan akan menyebutku berbahagia” (eh itu kan perkataan Bunda Maria pas mengandung Yesus dan bertemu ama Elisabet hehehe *sok apal kitab suci*).

Photo-0247

Nah, bagi pengalaman nih selama aku ikut misa. Di Katedral tuh koor-nya tuh keren banget. Pernah tuh yang koor anak2 cewek dari Santa Ursula, wow suaranya keren-keren banget, sumpah. “Angelic” banget gitu suaranya. Berasa misa di luar negeri lho hohoho.

Nah, ini nih foto interiornya yang gotik banget (tentunya kufoto abis misa dong).

Photo-0216

Photo-0236

Photo-0224

Keunikan gereja gotik salah satunya adalah bentuk langit-langitnya yang disebut rib vault yaitu melengkung dan memiliki rusuk-rusuk yang bertemu di tengah-tengah. Nah, di gereja ini ternyata rib vault-nya malah terbuat dari kayu. Agak aneh sih menurutku, soalnya tujuannya bikin rib vault kan supaya bisa bikin atap dari batu yang nggak mudah terbakar. Oya, uniknya lagi denger-denger atap meruncing (spire) dari kedua menara katedral sengaja dibuat dari logam biar tahan gempa.

Nah, di dinding samping gereja juga terdapat lukisan-lukisan yang menceritakan “Jalan salib” alias 12 peristiwa pada saat sengsara Yesus disalib. Nah, uniknya lagi nih, gambar-gambar itu bergaya mosaik yang setahuku tak dikenal di gaya arsitektur Gotik, namun justru menjadi ciri khas gaya arsitektur Byzantium (kayak gereja Aya Sophia di Turki). Yang superunik lagi nih, di pintu samping gereja diberi kanopi yang bergaya ala Jawa banget (sayang nggak kufoto), Nah lho, jadi bisa disimpulin gereja Katedral ini sebenarnya bergaya eklektik ya ...

Photo-0218

Ini adalah organ gereja, letaknya di samping kanan gereja dekat ama paduan suara. Oya, yang didepannya itu adalah mimbar yang dulu digunakan untuk membaca Injil. Nah, mimbar ini (walaupun sekarang nggak digunakan) indah banget deh. Ukirannya detail banget gitu. Mimbar ini ada tangganya, dimana di pegangan tangganya ada dua patung santo (yang kusimpulin adalah St. Petrus dan St. Paulus).

Photo-0226

Photo-0232

Ini adalah tempat paduan suaranya.

Photo-0235   Photo-0229

Dan ini altarnya.

Photo-0239

Lalu ini bagian dalam gereja dilihat dari pintu sampingnya.

Photo-0240

Oya di sini juga ada rose window (terletak di atas pintu masuk) yang indah banget kalo kena cahaya matahari dari luar (secara overall jendela kaca patri di sini memang luar biasa indah warna-warnanya, makanya pas balik dari menerima komuni ke kursiku, aku suka banget nengadah2 liat kaca2 patri di balkon gereja). Sayang kamera hapeku kurang canggih untuk menangkapnya.

Dan inilah foto eksterior katedral. Aku terbantu banget ama cuaca yang cerah dan langit yang biru banget, jadi foto-fotoku tambah artistik deh hehehe. Tapi sayangnya di luar gereja aku nggak nemuin flying buttresses yang harusnya jadi ciri khas gereja gotik. Tapi maklumlah, kan gereja ini bergaya neo-gotik dan ukuran jendelanya juga nggak terlalu besar seperti di luar negeri jadi nggak terlalu butuh flying buttressess (buat pembaca yang puyeng silakan baca postinganku tentang ciri-ciri khas gereja gotik).

Photo-0241

Photo-0253

Photo-0260

Dari luar gereja juga udah keliatan Masjid Istiqlal yang walaupun aku non-Muslim, tapi tetap saja kemegahan bangunannya membuat aku terkagum-kagum.

Photo-0246

Nah, sewaktu aku pulang ke gereja (rencananya sih mau liat Monas) dan lewat depan lapangan Banteng, eh ketemu lagi satu spot keren buat memfoto katedral sebagai penutup postinganku.

Photo-0261

Itu dia guys, pengalamanku di katedral. Sekali-kali sebenarnya pengen juga naek ke balkon gereja yang sekarang dijadiin museum. Moga-moga aja kesampaian dan semoga proses ibadah di gereja (dan semua gereja di Indoensia) untuk tahun ini dan tahun-tahun ke depan selalu aman dan damai, amiiiiin.

1 comment: