Monday, September 5, 2011

JALAN-JALAN KE JURUG, KEBUN BINATANG DENGAN TANDA KUTIP

Kl kalian perhatiin, di dua postingan terakhir aku nyoba nulis dengan bhs sopan dan sesuai EYD. Well trnyta itu pekerjaan yg melelahkan dan sm sekali nggak asik. So, aku kembali ke jati diriku yg sebenarnya yg suka mendobrak aturan hehehe. Kali ini aku akan bercerita tentang taman satwa taru jurug, sebuah kebun binatang di pinggiran kota Solo. It’s a total crap! Believe me, this place is a piece of sh*t! Tapi karena memang tak ada objek wisata lain, ya banyak pemudik “terpaksa” berkunjung ke sini. Tapi ada banyak cerita menarik bs dipetik disini.

Dah tau kn dmn kota Solo? Kl kalian ksini, aku tak sarankan kalian berkunjung ke Jurug (lho?), kecuali kalian mahasiswa hukum yg sedang meneliti ttg animal cruelty atau mhs kedokteran hewan yg mengambil skripsi berjudul “a very bad way to treat endangered species”. Ok, here we go! Cara untuk ke Jurug cukup mudah. Dari pusat kota kalian bisa naik bis apa saja yg menuju ke Palur. Yg plg nyaman adl bus batik trans solo (BST). Ketika kalian nemuin gapura batas kota Solo ini, well kalian sudah sampai.
 
Kudengar Pemkot Solo merevitalisasi kebun binatang ini. Well, dari yg kulihat, satu2nya yg baru dr tpt ini hanyalah gerbang masuk kebun binatang (nggak kufoto, too boring). Tiket masuknya “cukup” 10 ribu. Begitu masuk, kalian bisa berfoto dengan ular hijau raksasa (oh please, it’s a zoo? Aku liat lbh byk ular di Car Free Day-nya Solo dibanding di sini!).

Jurug saat libur lebaran memang sgt penuh dg para pemudik yg tak pny pilihan lain selain maen k tpt ini. Begitu masuk, kita akan menemukan pasar yg menjual hampir apa saja (sejujurnya, 75% taman ini adl pasar dan 25% baru kebun binatang).

 
Setelah ular, yg pertama kita liat adl gajah, kemudian jalan menyusuri pasar, pasar lagi, dan coba tebak, pasar lagi! Di jalan aku sempat mampir ke taman Gesang yg konon dibangun oleh pemerintah Jepang untuk menghormati jasa Gesang. And surprise, nggak ada apa-apa di sana. Bkn salah Jepang yg jelas, tp slh kita yg nggak bs miaranya.
 
Setelah cukup lelah berjalan, akhirnya aku menemukan kandang kuda nil (finally). Well, bisa kubilang itu adalah seekor kuda nil yg teraniaya. Kandangnya sangat kotor, bahkan kita harus menutup hidung karena bau yg menyengat. Aku bahkan tak tahu kuda nil itu msh hidup apa nggak.

Beberapa lama, aku menemukan gapura. Now that’s the real zoo! Yg pertama kuliat adl beruang madu yg kesepian.
 
Lalu ada harimau (sumatra kukira, soalnya harimau jawa dengar2 dah punah sejak 80an).
 
Ada singa sedang bobok.
 
Lalu ada kasuari.
 
Lalu ada bambi yg manis. Ya ampun, makhluk semanis ini ngapain dikandang? Kn nggak berbahaya (kl macan percaya dikerangkeng). Di taman balekambang aja dibiarin lepas bebas (btw baca postingan terakhirku).
 
Nggak usah jauh2 ke Aussy bt ktmu Kangoroo Jack.
 
Pelikan (sepanjang perjalanan baru aku sadar hanya hewan ini yg plg makmur dan nyaman hidupnya, soalnya kerjaannya cm kecipukan air sm makan ikan aja).
 
Yg ganas nih, ada buaya (wow look at his teeth!)
 
Lalu ada merak biru yg manis.
 
Ada cerita lucu nih ttg merak ini. Seisi kebun binatang kyknya menunggu aksi merak ini untuk memekarkan ekornya. Aku aja ampe lari2 ke kandang merak pas pengunjung pd heboh gr2 ekor si merak ngembang. Eh pas ku dah nyampe, ekornya dah nutup lg. Dg sabar aku menunggu merak membuka ekornya lagi. Ekor si merak sempat ngembang dikit. Dalam hati aku bilang, “Ayo…ayo…”.

 
Eh sial mlh nutup lg. Setelah bbrp menit ku mulai bosan (untung nggak ampe kyk spongebob…3 hari kemudian…hehehe). Aku lalu pergi ke kandang monyet dekat situ. Eh begitu aku pergi, ekor si merak beneran ngembang. Wah sialan nih merak, sengaja ya? Lgs aku berlari menuju kandang merak sambil mengambil hapeku. Dan jepret…akhirnya kesampaian juga moto si merak.
 
Kl kalian di Ponorogo dan pengin liat merak ngembangin ekornya, saranku liat aja reog, sama aja kok hehehe. Setelah mengambil foto merak, akhirnya ku sadar cara terbaik menikmati keindahan mother nature adl dg melihatnya dg mataku lgs, bukan lewat lensa kamera.

Dan hanya di Solo kalian bs ngeliat macan istirahat di joglo.


 
Heran dr td mamalianya tdr mulu, pdhl dah jauh2 ksini. Tapi sayangnya aku nggak berani bangunin hehehe.

Ada banteng yg memadu kasih. How romantic!
 
Di sini, bahkan unta pun harus kerja br dpt makan.
 
Hufh capeknya. Setelah puas liat binatang, skrg aku berjalan pulang melewati, yup, pasar dan pasar lagi. Ada yg aneh waktu aku melewati papan nama pohon, where’s the tree?

 
Aku tak menyangka hatiku akan segembira ini berjalan-jalan di tempat sejelek ini. Aku sebenarnya kasihan sm hewan2nya dan kuharap Pemkot Solo segera memperbaiki tempat ini (dan tlg kurangin pasarnya). Pesan terakhirku, seperti pesan pengelola kebun binatang ini:

Benar-benar ironis.

1 comment:

  1. Apa yang saya baca 100% sama dengan pengalaman saya pas mudik.simple....ini kebun binatang atau pasar???? Saya memutuskan kesana karena sudah hampir 10 tahun tidak kesana,dan selama ini berita yang saya dengan pemkot Solo merevitalisasi kebun binatang tersebut.tapi nyatanya sama saja ketika 10 tahunan yang lalu.hufffffft

    ReplyDelete